Selasa, 01 Oktober 2013

:)

Rintikan hujan di malam depan rumah 
menggugah ingatan masa kecil Sasmita.
Ibu yang selalu menuntun dengan sabar jari-jari Sasmita 
agar lues menulis latin.
Ditemani damar kecil dipojok meja hitam.
Setiap malam sehabis magrib setelah makan malam begitu seterusnya.
Hingga Sasmita pandai menulis latin yang memenuhi satu lembar kertas bergaris ungu muda.
Taukah bu bahwa hasil kerja kerasmu dulu Sasmita sering mendapat pujian dan kau pasti bangga.
Sasmita rindu bu, merindu nyanyian yang selalu menghantarkan keperaduan…iya lagu gugur bunga yang lembut itu.
Ibu taukah bahwa Sasmita kecil berponi yang dulu, kini sudah menjadi seorang perempuan.
Iya perempuan yang mempunyai cita dan cinta yang besar.
Entah kenapa Sasmita ingin seperti Ibu.
Sasmita ingin seperti ibu yang hidup penuh mimpi, keras kepala, dan selalu tersenyum tegar.
Tawamu itu bu, telah memimikat lelaki yang sekarang menjadi Bapakku.
Akupun juga ingin tawaku ini 
dapat memikat lelaki yang baik seperti bapak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar