Rintikan hujan di malam
depan rumah
menggugah ingatan masa kecil Sasmita.
menggugah ingatan masa kecil Sasmita.
Ibu yang selalu menuntun
dengan sabar jari-jari Sasmita
agar lues menulis latin.
agar lues menulis latin.
Ditemani damar kecil
dipojok meja hitam.
Setiap malam sehabis magrib
setelah makan malam begitu seterusnya.
Hingga Sasmita pandai
menulis latin yang memenuhi satu lembar kertas bergaris ungu muda.
Taukah bu bahwa hasil
kerja kerasmu dulu Sasmita sering mendapat pujian dan kau pasti bangga.
Sasmita rindu bu,
merindu nyanyian yang selalu menghantarkan keperaduan…iya lagu gugur bunga yang lembut itu.
Ibu taukah bahwa Sasmita
kecil berponi yang dulu, kini sudah menjadi seorang perempuan.
Iya perempuan yang
mempunyai cita dan cinta yang besar.
Entah kenapa Sasmita ingin seperti Ibu.
Entah kenapa Sasmita ingin seperti Ibu.
Sasmita ingin seperti
ibu yang hidup penuh mimpi, keras kepala, dan selalu tersenyum tegar.
Tawamu itu bu, telah
memimikat lelaki yang sekarang menjadi Bapakku.
Akupun juga ingin
tawaku ini
dapat memikat lelaki yang baik seperti bapak.
dapat memikat lelaki yang baik seperti bapak.